Kamis, 06 Maret 2014

Kalimantan : dari sawit, karet, rawa, sampai ke hutan hujan !




Antro jalan-jalan, artinya ga sekedar jalan-jalan saja. Ya kata dosen sih, minimal ada “observasi”-nya. Tulisan ini hanya sekedar bercerita saja, sedangkan observasi hanya sebagian kecilnya. Ini tentang Kalimantan, pulau yang terkenal dengan keragaman budaya, hutan dan sumberdaya alam yang melimpah serta di kalangan antropolog mungkin juga dikenal dengan daerah garis depan. Poin terakhir itu yang menarik  bagi saya dan kemudian menghasilkan sedikit pengamatan yang dilengkapi dengan jalan-jalan.
Saya mencoba melihat keragaman Kalimantan dari tanaman dan kondisi ekologinya. Tanaman yang ada di Kalimantan cukup menarik. Tanaman – tanaman yang saya maksud adalah tanaman komoditas pasar.
Perjalanan pertama di Kalimantan Barat, tepatnya di Meliau, Kabupaten Sanggau. Menuju kesana saat itu saya naik ketek-ketek yakni  kapal barang  dari Pontianak ke Meliau dan sebaliknya. Sekitar satu malam dari Pontianak sampailah di dermaga pasar Meliau. Sepanjang perjalanan menyusuri sungai kapuas, terlihat banyak pepohonan nan hijau. Kala senja, pemandangan sangat indah, semuanya menguning, apalagi permukaan sungai Kapuas yang menguning kemilau emas. Cukup romantis bukan ? itulah poinnya.

Sampai mendekati Meliau di pagi hari, pemandangan sekeliling kapuas sudah di dominasi kebun sawit yang berjejer dengan rapinya. Daerah Sanggau ini memang sebagai salah satu sentra produksi kelapa sawit mentah.  Dari Meliau, kemudian saya naik perahu menuju hulu sungai Buayan, anak sungai Kapuas di Meliau. Masih terlihat banyak pepohonan hutan yang cukup rapat, semakin ke hulu makin nampak pohon kelapa sawit dan pohon karet.  Sawit butuh air yang banyak untuk metabolismenya, kebutuhan air untuk sawit diperoleh sebagian besar dari sungai Buayan yang berwarna coklat.
Perjalanan kedua pada waktu yang berbeda menuju ke Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Berbeda dengan suasana dalam perjalanan pertama, di Katingan lebih banyak saya jumpai hutan hujan yang rapat. Udaranya pun sejuk. Selain itu di sana juga tak ada sawit, namun beberapa karet juga sudah terlihat. Pemandangan yang umum terlihat saat itu adalah hamparan padi ladang yang sudah menguning (saat itu akhir januari sehingga sudah mulai musim panen). Begitu kontras dibandingkan hutan yang rapat. Melihat sungai yang ada di hulu Kihambatang, desa yang saya tempati saat itu, warnanya sangat  jernih, orang di sana bahkan biasa minum langsung dari air sungai tanpa dimasak.  Namun ada beberapa anak sungai yang keruh akibat aktivitas penambangan emas konvensional.
Perjalanan ketiga, juga dilakukan dalam waktu yang berbeda, berada di Kabupaten Kapuas Hilir, Kalimantan Tengah. Meski dalam provinsi yang sama dengan perjalanan kedua, namun daerah ini begitu  panas, di sana juga ada sungai Kapuas, namun berbeda dengan yang di Kalimantan Barat. Saya berada di desa Mentangai saat itu. Selama di sana saya juga melihat hulu sungai Mentangai, sebuah lokasi bekas program pemerintah orde baru yang menyisakan rawa nan luas. Air sungai dan air rawa berwarna hitam, karena di sana memang mengandung banyak gambut.
Setidaknya, dari perjalanan itu saya bisa menyimpulkan bahwa kondisi tanaman dan sungai saja sudah memberikan banyak informasi bagi kita – mahasiswa yang belajar antropologi. Observasi itu gak harus dari aktivitas manusia, namun juga dari apa yang dihasilkan dari aktivitas itu. Semoga tulisan ini memberikan pembelajaran bagi kita semua. 

rawa gambut di Mentangai, Kapuas, kalimantan Tengah yang penuh dengan semak belukar

sunrise di Katingan, Kalimantan tengah

pegunungan Schwanner di Katingan Kalimantan Tengah
pohon sawit di kejauhan, di Sungai Kapuas, Sanggau, Kalimantan Barat
Pohon sawit yang "disuntik mati" dan bibit sawit baru, Meliau, Sanggau , kalimantan Barat

Senja hutan hulu Meliau, Sanggau, Kalimantan Barat
Senja di sungai Kapuas, dermaga BHD, Meliau, Sanggau Kalimantan Barat
Ladang yang kontras dengan hutan, Kihambatang, Katingan, Kalimantan Tengah

Naik sampan "kelotok" di sungai Senamang, Katingan, Kalimantan Tengah
Jernihnya sungai , Katingan, Kalimantan Tengah
Hamparan padi ladnag menguning, Kihambatang, Katingan , kalimantan tengah

narsis, Katingan , Kalimantan Tengah
kapal barang "ketek-ketek" di Sungai Durian, Kapuas, Pontianak, Kalimantan Barat
menikmati senja kapuas dari "ketek-ketek", Kalimantan Barat
istirahat di sungai Buayan, Sanggau, Kalimantan Barat
Air yang jernih dan yang keruh, Katingan, Kalimantan Tengah
Bukit Raya - Bukit Baka di pagi hari, Katingan, Kalimantan Tengah

deretan pohon karet, Katingan Kalimantan tengah
Jalan kampung, Kihambatang, Katingan , kalimantan tengah
sungai Mentangai dan airnya yang hitam , Kapuas, Kalimantan Tengah
Sungai mentangai dan airnya yang hitam, Kapuas, Kalimantan Tengah
Senja bersama kakek, kapuas, dan bulan. Kapuas, Kalimantan tengah


Teks dan Foto oleh Ichsan Rahmanto 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar