Antro jalan-jalan, artinya ga sekedar jalan-jalan saja. Ya
kata dosen sih, minimal ada “observasi”-nya. Tulisan ini hanya sekedar
bercerita saja, sedangkan observasi hanya sebagian kecilnya. Ini tentang
Kalimantan, pulau yang terkenal dengan keragaman budaya, hutan dan sumberdaya
alam yang melimpah serta di kalangan antropolog mungkin juga dikenal dengan
daerah garis depan. Poin terakhir itu yang menarik bagi saya dan kemudian menghasilkan sedikit
pengamatan yang dilengkapi dengan jalan-jalan.
Saya mencoba melihat keragaman Kalimantan dari tanaman dan
kondisi ekologinya. Tanaman yang ada di Kalimantan cukup menarik. Tanaman –
tanaman yang saya maksud adalah tanaman komoditas pasar.
Perjalanan pertama di Kalimantan Barat, tepatnya di Meliau,
Kabupaten Sanggau. Menuju kesana saat itu saya naik ketek-ketek yakni kapal
barang dari Pontianak ke Meliau dan
sebaliknya. Sekitar satu malam dari Pontianak sampailah di dermaga pasar
Meliau. Sepanjang perjalanan menyusuri sungai kapuas, terlihat banyak pepohonan
nan hijau. Kala senja, pemandangan sangat indah, semuanya menguning, apalagi
permukaan sungai Kapuas yang menguning kemilau emas. Cukup romantis bukan ?
itulah poinnya.
Sampai mendekati Meliau di pagi hari, pemandangan sekeliling
kapuas sudah di dominasi kebun sawit yang berjejer dengan rapinya. Daerah
Sanggau ini memang sebagai salah satu sentra produksi kelapa sawit mentah. Dari Meliau, kemudian saya naik perahu menuju
hulu sungai Buayan, anak sungai Kapuas di Meliau. Masih terlihat banyak
pepohonan hutan yang cukup rapat, semakin ke hulu makin nampak pohon kelapa
sawit dan pohon karet. Sawit butuh air
yang banyak untuk metabolismenya, kebutuhan air untuk sawit diperoleh sebagian
besar dari sungai Buayan yang berwarna coklat.
Perjalanan kedua pada waktu yang berbeda menuju ke Kabupaten
Katingan, Kalimantan Tengah. Berbeda dengan suasana dalam perjalanan pertama,
di Katingan lebih banyak saya jumpai hutan hujan yang rapat. Udaranya pun
sejuk. Selain itu di sana juga tak ada sawit, namun beberapa karet juga sudah
terlihat. Pemandangan yang umum terlihat saat itu adalah hamparan padi ladang
yang sudah menguning (saat itu akhir januari sehingga sudah mulai musim panen).
Begitu kontras dibandingkan hutan yang rapat. Melihat sungai yang ada di hulu
Kihambatang, desa yang saya tempati saat itu, warnanya sangat jernih, orang di sana bahkan biasa minum
langsung dari air sungai tanpa dimasak.
Namun ada beberapa anak sungai yang keruh akibat aktivitas penambangan
emas konvensional.
Perjalanan ketiga, juga dilakukan dalam waktu yang berbeda,
berada di Kabupaten Kapuas Hilir, Kalimantan Tengah. Meski dalam provinsi yang
sama dengan perjalanan kedua, namun daerah ini begitu panas, di sana juga ada sungai Kapuas, namun
berbeda dengan yang di Kalimantan Barat. Saya berada di desa Mentangai saat
itu. Selama di sana saya juga melihat hulu sungai Mentangai, sebuah lokasi
bekas program pemerintah orde baru yang menyisakan rawa nan luas. Air sungai
dan air rawa berwarna hitam, karena di sana memang mengandung banyak gambut.
Setidaknya, dari perjalanan itu saya bisa menyimpulkan bahwa
kondisi tanaman dan sungai saja sudah memberikan banyak informasi bagi kita –
mahasiswa yang belajar antropologi. Observasi itu gak harus dari aktivitas
manusia, namun juga dari apa yang dihasilkan dari aktivitas itu. Semoga tulisan
ini memberikan pembelajaran bagi kita semua.
.JPG) |
rawa gambut di Mentangai, Kapuas, kalimantan Tengah yang penuh dengan semak belukar |
.JPG) |
sunrise di Katingan, Kalimantan tengah |
.JPG) |
pegunungan Schwanner di Katingan Kalimantan Tengah |
 |
pohon sawit di kejauhan, di Sungai Kapuas, Sanggau, Kalimantan Barat |
 |
Pohon sawit yang "disuntik mati" dan bibit sawit baru, Meliau, Sanggau , kalimantan Barat |
 |
Senja hutan hulu Meliau, Sanggau, Kalimantan Barat |
.JPG) |
Senja di sungai Kapuas, dermaga BHD, Meliau, Sanggau Kalimantan Barat |
.JPG) |
Ladang yang kontras dengan hutan, Kihambatang, Katingan, Kalimantan Tengah |
.JPG) |
Naik sampan "kelotok" di sungai Senamang, Katingan, Kalimantan Tengah |
.jpg) |
Jernihnya sungai , Katingan, Kalimantan Tengah |
.JPG) |
Hamparan padi ladnag menguning, Kihambatang, Katingan , kalimantan tengah |
.jpg) |
narsis, Katingan , Kalimantan Tengah |
.JPG) |
kapal barang "ketek-ketek" di Sungai Durian, Kapuas, Pontianak, Kalimantan Barat |
.JPG) |
menikmati senja kapuas dari "ketek-ketek", Kalimantan Barat |
.JPG) |
istirahat di sungai Buayan, Sanggau, Kalimantan Barat |
.JPG) |
Air yang jernih dan yang keruh, Katingan, Kalimantan Tengah |
.JPG) |
Bukit Raya - Bukit Baka di pagi hari, Katingan, Kalimantan Tengah |
.JPG) |
deretan pohon karet, Katingan Kalimantan tengah |
.JPG) |
Jalan kampung, Kihambatang, Katingan , kalimantan tengah |
.JPG) |
sungai Mentangai dan airnya yang hitam , Kapuas, Kalimantan Tengah |
.JPG) |
Sungai mentangai dan airnya yang hitam, Kapuas, Kalimantan Tengah |
.JPG) |
Senja bersama kakek, kapuas, dan bulan. Kapuas, Kalimantan tengah |
Teks dan Foto oleh Ichsan Rahmanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar