Sabtu, 08 Februari 2014

Rhema Ministry

Sabtu siang (8/2), Antro Jalan-Jalan berkesempatan mengikuti pertualangan yang di selenggarakan oleh GS Photography. Saat itu terik matahari semakin panas, setelah melewati Gardu Londo di arah jalan menuju bukit Stumbu, mobil yang kami tumpangi memasuki pertigaan kecil di sisi kiri. Jalan beraspal telah berakhir dan berganti dengan jalan semen bercampur tanah dan batu. 

Baru saja melewati persimpangan, rombongan kami disambut dengan sepetak genangan lumpur yang terhampar di tengah jalan. Mobil melambat dengan penuh hati-hati. Lalu kemudian jalan yang di hiasi hijau pohon semakin menanjak. Tidak berapa lama mobil kami berserta mobil rombongan lainnya berhenti di ujung kampung. Di depan halaman rumah ketua RT mobil kami terparkir. Dan perjalanan di lanjutkan dengan berjalan kaki  menaiki jalan menanjak yang berbatu di belokan sebelah kanan.


100 meter versi masyarakat setempat yang sangat jauh akhirnya bisa terlewati. Kemudian sampailah kami di sebuah bangunan yang dari awalnya memang membuat kami begitu penasaran. Bangunan itu mirip seekor unggas, berwarna gelap kehitaman dengan sedikit corak berwarna putih di bawah leher. Mulutnya yang berwarna merah menganga, dan ekornya yang lentik mengembang seperti kipas. Ada juga potongan keremik berwarna hijau dan biru membentuk sebuah garis seperti bulu-bulu. Ditambah pula sebuah makhkota yang bertahta diatas kepala, membuat bangunan ini semakin gagah mempesona. 

Sesampai di beranda, perlahan kaki kami melangkah memasuki bangunan. Ternyata bangunan ini bertingkat. Untuk menuju lantai atas, kami harus melewati banyak kamar dengan jalan yang berbentuk seperti labirin. Bias cahaya semakin remang dan gelap. Jika salah langkah maka jalan buntu yang berakhir pada sebuah kamar akan menunggu. Tetapi jika berhasil, sebuah tangga akan membimbing menuju lantai atas. 

Di lantai atas ruang yang disajikan lebih leluasa untuk bergerak. Ruangan ini sangat luas seperti sebuah aula pertemuan. Di bagian dinding banyak jendela-jendela yang membingkai view khas perbukitan dengan besutan panorama yang hijau. Udaranya sejuk. Dan satu hal yang juga menjadi ciri khas dari bangunan ini adalah lobang bagian atap yang membentuk lambang salib.  Ketika siang, dari celah salib yang lebih mirip seperti tanda tambah ini, mata bisa menatap langsung biru langit tanpa ada yang menghalangi. Bisa pula kita lihat bagaimana celah salib yang dilewati cahaya dan membentuk segaris cahaya yang sama di lantainya.

Mengacu pada bentuk dan suasananya, ada yang menamakan bangunan ini dengan sebutan Gereja Burung, Gereja Ayam ataupun Gereja Merpati. Dengan banyaknya nama yang disandang, maka terbuktilah bahwa bangunan ini memang misterius dan tidak banyak orang yang mengetahui. 

Bangunan ini berada di Dusun Gombong, yang tidak jauh dari candi legenda, Borobudur. Tidak terbayangkan letaknya berada di atas bukit yang bernama Rhema dan tersimpan dalam rimbun tanaman jati. Tidak banyak info yang bisa diketahui dari bangunan ini. Dari beberapa catatan di dunia maya, ada sebuah situs yang mengatakan bahwa bangunan ini adalah sebuah Rumah Doa & Panti Rehabilitasi (Rhema Ministry). Rhema Ministry diawali pendiriannya pada tahun 1994 oleh bapak Daniel Alamsjah dalam memenuhi panggilan Tuhan dan membangun Rumah Doa untuk mendukung doa-doa dan conseling bagi umat Tuhan yang terabaikan[1].

Hanya saja, sayang seribu sayang, bangunan yang dilandasi niat baik dalam pembangunannya ini sekarang terabaikan. Pilar-pilar tumbang, dindingnya berlobang dan catnya memudar. Nampak jelas bahwa bangunan ini tidak terurus. Dari sampah, coretan bahkan plastik bungkus kondom bisa dengan mudah ditemukan.


Be Happy Everyday

1         http://www.bukitmerpati.org


Foto-Foto:





 Teks dan Foto oleh Arif RH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar